Uni Eropa Hukum Produsen Drone Iran

- Rabu, 1 Februari 2023 | 11:00 WIB
Fire Shadow sebagai contoh drone kamikaze jarak jauh. ((defence express))
Fire Shadow sebagai contoh drone kamikaze jarak jauh. ((defence express))

JAKARTA (EKBISTANGSEL) - Pada Senin (30/1/2023),  Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap produsen drone Iran — perusahaan milik negara Iran Aircraft Manufacturing Industries Corporation (HESA).

Pasalnya, pasukan Rusia menggunakan UAV HESA dalam perang skala penuh melawan Ukraina, tulis  Jurnal resmi Uni Eropa.

Penggunaan drone buatan Iran oleh Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina telah membawa perhatian pada kebangkitan industri drone Iran, tulis fairbd.net.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Untuk Industri Drone Iran

Meskipun menghadapi sanksi internasional dan embargo senjata, Iran telah menjadikan pengembangan drone sebagai prioritas nasional selama beberapa dekade. Program drone negara telah menjadi bagian integral dari strategi militernya, dengan UAV menjadi salah satu dari empat pilar strategi ini.

Industri drone Iran memiliki sejarah panjang dan beragam. Karena permusuhan antara Iran dan Barat sejak revolusi Islam pada tahun 1979, sanksi internasional telah mendorong Teheran menuju swasembada berbagai barang, terutama barang-barang militer.

Baca Juga: Pasukan Ukraina Tembak Jatuh Pesawat dan 19 Drone Buatan Iran Milik Rusia

Embargo senjata barat berarti  Iran tidak dapat meningkatkan militernya karena rekan-rekan regionalnya telah maju dengan dukungan dari Barat. Akibatnya, Iran berfokus pada pengembangan kemampuan militernya sendiri, termasuk program drone-nya. Program pesawat tak berawak negara itu dimulai pada pertengahan 1980-an selama perang Iran-Irak, dengan pembuatan pesawat tak berawak Ababil untuk digunakan sebagai amunisi berkeliaran atau untuk pengawasan dan pengintaian.

Negara ini pertama kali mulai menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV) pada tahun 1985, dengan diperkenalkannya drone Ababil-1 dan Mohajer-1. UAV ini digunakan untuk memata-matai posisi Irak selama perang Iran-Irak.

Pada tahun 1988, setelah Operasi Praying Mantis, di mana Angkatan Laut AS menimbulkan kerugian besar pada angkatan udara dan angkatan laut Iran yang kemudian diputuskan oleh Mahkamah Internasional tidak dapat dibenarkan, ahli strategi Iran menyadari  mereka tidak dapat menghadapi AS secara terbuka melalui air.

Baca Juga: Rusia Gempur Kota Kyiv Dengan Drone Kamikaze Buatan Iran

Hal ini menyebabkan peningkatan investasi yang signifikan dalam pengembangan drone. Pemerintah Iran  secara terbuka menyatakan minatnya pada UAV, dan industri drone negara itu secara konsisten berkembang dan maju selama bertahun-tahun.

 

Editor: Martin Sihombing

Tags

Terkini

3 Amalan yang Disunahkan pada Malam Nisfu Syaban

Selasa, 7 Maret 2023 | 14:35 WIB

Rahasia dan Keistimewaan Malam Nisfu Syaban

Selasa, 7 Maret 2023 | 14:02 WIB

Terbukti bersalah, Ricky Rizal Divonis 13 Tahun Penjara

Selasa, 14 Februari 2023 | 21:28 WIB

14 Ungkapan Romantis untuk Ucapan Hari Valentine

Senin, 13 Februari 2023 | 11:24 WIB
X